Kamis, 07 Januari 2010

Anekdot: Iso-iso ae tho..........

Januari, 8 2009.

Bercerita tentang M. Thalib, tak bisa dilepaskan dari koleksi anekdotnya yang melimpah. Bukan hanya cerita-cerita lucu yang imajinatif, namun berupa pengalamannya sendiri ketika berinteraksi dengan kalangan seniman teman-temanya. Dalam pembicaraan santai, tak jarang Thalib lantas mengudar koleksi anekdotnya yang rasanya tak pernah kering itu. Diantara sekian banyak cerita lucunya itu, berikut ini adalah beberapa contoh anekdotnya.

Iso Iso Ae

Ketika masih tinggal di rumah Jalan Gresik Surabaya, Thalib sedang sibuk membuat patung di halaman rumahnya yang memang berada di tepi jalan besar. Tahu-tahu ada seorang lelaki berdiri di balik pagar, kedua tangannya disandarkan ke bibir pagar itu, sambil mengamat-amati Thalib bekerja. Tidak berapa lama, terdengar komentarnya: Iso-iso ae…. (bisa-bisa saja). Thalib diam saja, agaknya orang itu mengagumi patung yang sedang dikerjakan Thalib. Kemudian, lelaki tadi dengan santainya membuka pintu pagar dan masuk halaman sambil tatapannya masih tertuju pada patung yang sedang dikerjakan itu. Lagi-lagi terdengar komentarnya: Iso-iso ae…… Kemudian dia duduk di bangku kayu. Thalib masih tak bereaksi. Dan si lelaki itu selang beberapa saat mengeluarkan komentar yang sama: Iso-iso ae….

Dan akhirnya, tamu tak diundang itu berkata pada Thalib: ”Pak, saya mau pulang ke Gresik, sampeyan bisa bisa nambahi sangu buat ongkos naik angkutan….” Thalib segera merogoh kantongnya, spontan tercetus ucapan: Iso-iso ae…… Oh maaf. Thalib langsung menutup mulutnya dengan tangan, meski dalam hatinya geli sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar